Sudah lewat tengah malam. Jarum jam terus berderap. Sudah pukul satu tiga puluh dini hari. Angin gurun terasa menusuk tulang. Namun di malam yang dingin itu, ribuan orang terus berdatangan ke masjid itu.
Mereka datang bergelombang. Susul menyusul. Memenuhi setiap sudut ruang masjid. Hingga tak ada lagi ruang tersisa. Ayat-ayat Quran melantun syahdu. Merasuk hingga ke relung jiwa di tengah dingin malam. Menggema ke seluruh ruangan.
Masuk ke dalam masjid, barisan jamaah terlihat antre di belakang mereka yang tengah salat. Mereka antre panjang untuk sekadar salat, berdoa, dan membaca Alquran di sebuah lantai berukuran 22 meter kali 15 meter persegi beralaskan karpet hijau.
Mereka rela antre berjam-jam lamanya di masjid itu untuk menyembah Tuhan. Meski lutut sudah bergetar karena pegal, letih menopang berat tubuh untuk berdiri, tak ada satu pun jamaah yang mengeluh. Mereka tetap sabar menunggu jamaah di depannya menyelesaikan salat dan doa di lantai berkarpet hijau itu.
Di sinilah tempat jamaah dari penjuru dunia mengobati rindu pada Nabi Muhammad. Inilah Masjid Nabawi, yang berada di tengah kota Madinah. Lokasi Masjid Nabawi itu adalah bekas rumah Rasulullah. Di dalamnya terdapat 'Taman Surga' atau Raudhah.
Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad menyebut Raudhah sebagai taman surga. Raudhah dulunya adalah halaman rumah Nabi Muhammad.
Jangan membayangkan Raudhah sebagai taman hijau dan rindang. Tidak ada papan khusus atau petunjuk bertuliskan Raudhah.
Jika bagian lain Masjid Nabawi dilapisi karpet berwarna merah, Raudhah ditandai dengan karpet berwarna hijau. Tempat itu terdapat di antara rumah Nabi Muhammad dan mimbar Masjid Nabawi.
Di sanalah jutaan manusia menumpahkan air mata. Berpasrah diri. Memohon ampun dan bermunajat kepada Allah Yang Maha Kuasa. Selain karena itu adalah halaman rumah bekas Nabi Muhamad tinggal, doa di Raudhah konon mustajab.
Karena itu bukan perkara mudah untuk salat dan berdoa di Raudhah. Pasalnya, setiap hari ratusan ribu jemaah juga memiliki niat serupa. Mencoba melakukan shalat di Taman Surga itu.
Maka tak jarang jemaah yang sedang salat pun menjadi korban. Entah karena dilangkahi sehingga sulit bangun, atau kepalanya diduduki jemaah lain, atau kena tendang hingga tangan terinjak. Belum lagi jika ada juga jemaah dari belakang yang tak sabar terus mendorong dan mendesak.
Tak cuma Raudhah. Masjid Nabawi yang kini memiliki luas 8.4 hektar dengan kapasitas 800.000 ribu orang, juga masih menyimpan sejumlah fakta unik.
Fakta unik yang jarang diungkap ke permukaan.
Yuk simak fakta-fakta unik tersebut.
Makam Kosong di Kamar Nabi
Masjid Nabawi memang dianggap sebagai masjid paling bernilai bagi umat muslim. Karena di sinilah terletak makam Nabi Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar as-Sidiq dan Umar bin Khathab.
Posisi makam ketiga orang yang tempatnya sangat dimuliakan umat Islam itu, seperti posisi salat antara imam dan ma’mum. Artinya Abu Bakar menjadi ma’mum-nya Nabi SAW, kemudian Umar bin Khaththab menjadi ma’mum-nya Abu Bakar. Makam mereka tidak sejajar, namun seperti berbaris ke belakang.
Makam Rasul dan sahabatnya ditutup dan dibatasi pagar tinggi berhiaskan kaligrafi. Makam itu juga dijaga ketat beberapa penjaga yang disebut askar.
Sebagian besar umat Islam percaya bahwa ada 'kuburan kosong' di sebelah makam Nabi Muhammad dan sahabatnya.
Adanya 'kuburan kosong' ini telah dikonfirmasi oleh orang-orang yang pernah masuk untuk mengganti penutup pada tahun 1970-an. Mereka mencatat adanya makam yang kosong.
Namun tidak bisa dipastikan apakah 'makam kosong' itu untuk Nabi Isa yang akan turun ke bumi pada akhir zaman nanti –sebagaimana banyak diyakini– atau bukan. Ini masih menjadi perdebatan sampai sekarang.
Fakta menarik lain yang mungkin belum diketahui banyak orang, setiap bagian Masjid Nabawi memiliki rahasia seperti kode dalam, novel Da Vinci Code.
Masing-masing pilar, kubah, setiap jendela, memiliki cerita dan menunjukkan lokasi peristiwa yang membawa makna sejarah dan spiritual.
Tapi orang-orang yang membangun Masjid Nabawi menyadari, tidak mungkin memasang tanda di mana-mana karena akan mengalihkan perhatian jamaah yang salat. Mereka memasang tanda-tanda itu dengan cerdik, melalui perubahan kecil dalam desain objek sekitarnya.
Salah satu yang menarik lainnya adalah kamar puteri Nabi Muhamad, yakni Fatimah. Seperti apa?
Penuh Tanda Rahasia dan Kamar Fatimah
Apa yang ada di Kamar Fatimah? Ketika Masjid Nabawi diperluas, kamar tempat putri Rasulullah, Fatimah, juga ikut dibongkar.
Pada masa Perang Dunia I ketika Madinah dikepung, isi dari kamar Fatimah itu diungsikan tentara Ottoman ke Istanbul. Benda-benda itu sekarang dapat dilihat di Istana Topkapi. Namun, beberapa item diduga masih tetap berada di ruangan itu, tetapi tidak terdokumentasi.
Fakta menarik lainnya, Masjid Nabawi sempat terbakar beberapa abad setelah Nabi wafat. Kebakaran itu sangat dahsyat, sehingga menyapu atap.
Bagian dinding ruangan Nabi pun runtuh, sehingga tempat peristirahatan Nabi itu terlihat untuk pertama kalinya dalam 600 tahun.
Sejarah mencatat, Masjid Nabawi yang saat ini memiliki luas 100 kali dari bangunan awalnya adalah tempat pertama yang mendapat penerangan listrik, kala Ottoman memperkenalkan listrik di Semenanjung Arab. Bukan Istana.
Selama lebih dari 650 tahun setelah Rasulullah SAW wafat, tidak ada kubah di atas makam beliau. Baru pada tahun 1.290, Kekalifahan Mamluk menambahkan kubah yang terbuat dari kayu.
Kubah hijau yang kita lihat sekarang sebenarnya kubah luar di atas makam Nabi. Namun, ada kubah yang lebih kecil yang bertuliskan nama Rasulullah SAW, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab.
Kubah Masjid Nabawi telah berubah-ubah warna. Namun, dalam jangka yang paling lama, kubah ini pernah dicat warna ungu, warna kesukaan orang-orang Arab dan Hijaz.
Yang juga jadi pembeda, masjid Nabawi memiliki tiga mihrab atau tempat salat bagi imam. Mihrab terbaru adalah yang digunakan saat ini untuk imam memimpin salat.
Mihrab lainnya, Suleymaniye. merupakan mihrab yang dibangun semasa Usmaniyah untuk imam Hanafi. Berikutnya adalah Mihrab Nabi yang kemudian digunakan imam Maliki untuk memimpin salat.
Dalam perjalanananya, masjid besar bersejarah ini tak pernah sepi dari lantunan ayat suci Alquran dan kekhusyuan umat Muslim beribadah.
Selain karena aspek sejarah yang menggetarkan hati setiap muslim, situs suci itu tetap menjadi tujuan muslim sedunia untuk didatangi. Inilah situs kedua tersuci bagi umat muslim, setelah Masjidil Haram tempat Kabah berada. Dan, meski malam demi malam berganti, tempat itu tetap menjadi magnet umat muslim. Mereka tetap berdatangan untuk sekedar salat dan berdoa di masjid itu. Walau di pagi buta. (eh)
Sumber : dream.co.id
0 komentar:
Posting Komentar